Syair Ali
Minggu, 14 Oktober 2018
Akal, Nafsu, Hati
Sepasang mata memandang tegel yg telah retak,
Akal pikiran beradu dengan nafsu,
Hati melerai,
menanyakan apakah yg kalian perdebatkan, ...
Sampai mata memerah, perih, hingga cairan bening membasahi pipi,
Akal berkata, saya hanya mentafsirkan pandangan sorot sang mata, bahwa dia melambangkan tegel yg retak bak dunia telah kacau,
Nafsu berkata, tidak, dunia tidak kacau, dunia hanya butuh hiburan,
Hati pun menyimpulkan, dunia kacau karna terlalu banyak hiburan, dunia pun tak butuh hiburan, dunia hanya ingin dijaga agar tak retak dan tak ada yg selalu bermain didalamnya lewat hiburan-hiburan.
Ali. 14 Oktober 2018
Selasa, 12 September 2017
Kawan
Wahai kawanku yang namamu terukir di hati dan pikiran kami. Ku terdiam melihat noda tergores di dinding seraya penaku menggores isi hati dan pikiranku di atas kertas suci. Aku, kau, kami, kita. Aku pribadi, kau pribadi, kami bersama, kita keluarga. Bagaikan bambu tumbuh bersama, menikmati hembusan angin, derasnya hujan, panasnya matahari dengan kebersamaan yg di dalamnya ada luka, sedih, dan bahagia.
Walau satu batang bambu terpotong lalu tidak bersama lagi dengan bambu yang lain. Engkau tetap bambu, dimanapun engkau berada, engkau tetaplah bambu karna engkau adalah bahagian dari keluarga kami. Hanya saja sifat kami ada yg berbeda agar engkau paham dengan tingkahmu. Tak perlu aku mengukir namamu karna engkau adalah bagian keluarga yg tdk kami lupakan.
Untukmu kawan dari penulis.
Jumat, 08 September 2017
Tak di hargai
Wahai hati yg melukai . dgn sepata kata terlontar, Aku bagai tamu yang di bukakan pintu namun tak di perlakukan dgn baik. Tak ada kata sesaat jika Allah menghendaki. Suka itu banyak, bahkan kata pujian itu pula mengandung suka. Bagiku aku hanya bayangan dalam hidupmu, hanya nampak saat d bawah cahaya n tak nampak ketika tak ada cahaya. Artinya engkau mengakuiku saat d depanku saja, bagai bayang yg nampak di bawah cahaya n tak d akui ketika di belakangku ketika tak ada cahaya . Mengapa mulut sanggup berkata,? karna anggota ragaku jadi saksi melihat pada goresan tanganmu lewat komentar.
Kecewa
Pahit
Pesona
Senin, 04 September 2017
Niat
Penampilan bisa menipu, perkataan pun sebaliknya, sehingga lahirlah pikiran n perkataan negatif yg menimbulkan luka. Akan tetapi sebagian orang tak paham apa niat yg telah terucap dalam Qolbu sebelum lahirnya sebuah penampilan n perkataan. Engkau belum memahami siapa daku kawan. Ali.